PESISIRONE.com |
Pemerintah Malaysia diduga telah melakukan aktivitas pembangunan mercusuar di
kawasan perairan Indonesia. Tepatnya titik koordinat 02.05.053 N-109.38.370 E
Bujur Timur, atau sekitar 900 meter di depan patok SRTP 1 (patok 01) di Tanjung
Datuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas, perbatasan Kalimantan Barat.
Pembangunan ini
diketahui oleh petugas navigasi perhubungan laut. Mereka memergoki (dapat menangkap) kapal-kapal
Malaysia yang akan menuju perairan di mana mercusuar akan dibangun.
Kemungkinan,
pembangunan mercusuar (rumah api) tersebut telah melanggar batas wilayah Indonesia. Hingga
saat ini, Malaysia dan Indonesia belum menyepakati wilayah perbatasan negara
untuk kawasan perairan di wilayah tersebut.
TNI langsung
bertindak tegas. Tak cuma dengan kekuatan militer, Panglima TNI Jendral
Moeldoko juga akan segera membuat surat kepada Menteri Luar Negeri Marty
Natalegawa. Hal ini digunakan sebagai bentuk protes terhadap Malaysia. TNI tak
mau ada lagi pulau terluar yang jatuh ke tangan negara asing.
1. Langsung usir
pembuat mercusuar
TNI Angkatan
Laut telah menghentikan aktivitas pembangunan mercusuar yang dilakukan Malaysia
di wilayah perairan Tanjung Datuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas,
perbatasan Kalimantan Barat. Sebab hingga kini belum ada kesepakatan Indonesia
dan Malaysia tentang kepemilikan daerah itu.
2. Kirim kapal
perang ke lokasi
Panglima TNI
Jenderal Moeldoko mengatakan masalah pembangunan mercusuar di wilayah perairan
Tanjung Datuk akan terus dipantau. TNI pun mengirim kapal perang ke lokasi
sengketa tersebut.
"Kapal yang
saat ini sedang operasi di Natuna sedang kita geser satu kapal tempur untuk
lihat situasi. Kalau masuk wilayah abu-abu akan kita protes, tidak boleh ada
kegiatan apa pun di sana. Sekarang ini sedang dicek," kata Moeldoko.
TNI AL mengerahkan
satu kapal perang kelas korvet, KRI 877 Sutedi Senoputra. Kapal dengan meriam
dan torpedo ini juga mengangkut tim Hidros TNI AL untuk melakukan survei di
lokasi.
Selain itu
sebuah pesawat intai amfibi milik TNI AL Casa U 621 juga terus memonitor lokasi.
3. Ancam kibarkan
merah putih di mercusuar
Jenderal
Moeldoko juga mengancam akan mendirikan bendera Indonesia di setiap bangunan
yang didirikan Malaysia di kawasan Tanjung Datok. Mereka meminta Malaysia tak
macam-macam (buat hal) di area yang masih abu-abu (masih belum pasti).
Moeldoko
menambahkan, dalam waktu dekat ini Pemerintah akan menggelar pertemuan dengan
pihak Malaysia.
4. Akan tambah
kekuatan di Tanjung Datok
Panglima TNI
Jenderal Moeldoko mengatakan segera bertemu dengan gubernur dan bupati
Kalimantan Barat (Kalbar), beserta seluruh unit TNI di sana, untuk menambah
sejumlah kekuatan di wilayah Tanjung Datok.
"Ini
Tanjung Datok selalu menjadi perhatian, ribut melulu. Ini sedang kita lakukan
evaluasi membangun sejumlah kekuatan di sana," kata Moeldoko.
Moeldoko
menjelaskan selain pangkalan TNI AL, penambahan kekuatan personel TNI AD juga
dirasa penting di sekitar pulau-pulau terluar.
0 comments:
Post a Comment