Liputan6.com,
Jakarta | Ada kejadian menarik saat Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) Suryadharma Ali (SDA) menjadi imam solat di Masjid Sunda Kelapa, Menteng,
Jakarta Pusat. Ketika itu, pasangan capres-cawapres (calon presiden 2014-calon wakil presiden) Prabowo-Hatta beserta
sejumlah elite parpol koalisi Gerindra melaksanakan solat zuhur. SDA yang juga
Menteri Agama didaulat (dilantik) untuk menjadi imam solat.
Usai
(selesai) solat zuhur, SDA pun langsung berseru bahwa solat akan dilanjutkan
dengan solat asar dengan cara di-qosor. Maksudnya, solat asar yang harusnya 4
rakaat akan diringkas menjadi 2 rakaat saja.
"Solat
asar langsung di-qosor," kata SDA di Masjid Agung Sunda Kelapa, Selasa
(20/5/2014) siang.
Bisa
dimaklumi, dengan agenda yang padat dan waktu yang mepet (sempit) untuk
mengantarkan pasangan Prabowo-Hatta mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU),
SDA agaknya berusaha mempercepat waktu solat. Apalagi untuk mendaftar ke KPU,
pasangan Prabowo-Hatta akan berjalan kaki ke Kantor KPU di Jalan Imam Bonjol,
Jakarta Pusat.
Namun,
keinginan SDA itu langsung mendapat teguran dari Habib Kamal, ulama yang kerap
memberi pengajian di masjid tersebut.
"Bukan
qosor tapi jamak. Kalau qosor 2 rakaat, bukan 4," kata dia menyanggah
ucapan SDA.
Sontak
(terkejut) para jemaah solat yang terdiri dari elite dan kader parpol pendukung
pasangan Prabowo-Hatta kaget karena tak menyangka akan ada yang membantah
ucapan sang menteri.
Habib
Kamal menjelaskan, apa yang akan dilakukan oleh SDA adalah melakukan solat qosor
dan jamak sekaligus. Artinya, jemaah akan menggabungkan pelaksanaan salat zuhur
dan asar di waktu yang sama dengan cara meringkas menjadi 2 rakaat
masing-masing untuk salat asar dan zuhur.
Masalahnya,
salat zuhur yang baru saja dipimpin SDA dilakukan 4 rakaat alias tidak di-qosor,
sehingga salat asar pun tetap harus dilakukan 4 rakaat (hanya digabung/jamak)
dan tak bisa di-qosor (diringkas) lantaran solat sebelumnya (zuhur) tidak
di-qosor.
Mendengar
penjelasan itu, akhirnya salat asar dilakukan dan tetap dipimpin oleh SDA. Namun,
dia tidak jadi meng-qosor seperti keinginan semula dan melakukannya 4 rakaat.
Jadi, yang ada ada hanya salat jamak tanpa qosor.
Mungkin
karena terburu-buru, sehingga SDA lupa cara meringkas dan menggabungkan solat.
Syukur ada Habib Kamal mengingatkan kealpaan Menag itu.
0 comments:
Post a Comment